Inspirasa.co – Proyek pembangunan jembatan di kampung atas laut Selambai, Kelurahan Lok tuan, Kecamatan Bontang Utara, senilai Rp 13,6 miliar, bersumber dari APBN, dipastikan tak rampung.
Diketahui, masa kontrak kerja yang diberikan kepada kontraktor, selama 135 hari. Terhitung sejak dimulai pada 19 Juli 2021, batas di November 2021.
Akan tetapi, hingga kini memasuki di November 2021. Pengerjaan jembatan tak memperlihatkan progres yang semestinya, rampung.
Sebelumnya, kontraktor pelaksana beralasan, pekerjaan terhambat, disebabkan bahan baku kayu ulin yang terbatas.
Kini, upah para pekerja kontraktor yang tak terbayarkan, menjadi persoalan baru, tak ada aktivitas di proyek jembatan Selambai.
Anggota Komisi III DPRD Bontang, Faisal memastikan, pengerjaan perbaikan jembatan sepanjang 2.000 meter itu, tak rampung sesuai kontrak kerja. Lantaran, para pekerja kini mogok kerja.
“Jelas tak rampung ini pekerjaan. Saat ini para pekerja kontraktor mogok kerja. Karena gajinya, hampir 2 bulan tak dibayar,” terangnya saat ditemui di Selambai pada Senin, (15/11/2021).
Banyaknya persoalan pada proyek pembangunan jembatan di Selambai, sangat disesalkan Faisal. Ia menilai Pemkot memilih kontraktor, terkesan asal-asalan.
Olehnya, proyek jembatan di Selambai kini terbengkalai. Pasalnya, banyak papan jembatan yang tak terpasang. Akibatnya, banyak warga yang terjatuh ke laut.
“Banyak warga sudah menjadi korban. Banyak yang terjatuh. Bukan saja orang tua, anak-anak juga pernah jatuh. Ini akibatnya kalau Pemkot mengambil kontraktor yang tidak profesional,” kesalnya.
Faisal menilai, jika anggaran senilai Rp 13,6 miliar yang bersumber dari APBN ini tidak terserap, bukan hanya masyarakat yang dirugikan, Pemkot Bontang akan cacat di mata pemerintah pusat.
Adapun, dalam waktu dekat Komisi III DPRD Bontang, memanggil kontraktor pelaksana, dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Bontang.
Tidak terbayarkan upah para pekerja ini diaminkan oleh Sahabud dan rekannya Bakran. Mereka berdua adalah para pekerja dari Kontraktor pelaksana proyek pembangunan jembatan Selambai.
Mereka mengatakan, upah mereka tak terbayarkan selama 2 bulan ini. Padahal, mereka dan para pekerja lainnya telah menyelesaikan pengerjaan jembatan sepanjang 30 meter.
“Kami mogok kerja. Sampai gaji kami dibayarkan. Baru kami mau kembali bekerja,” pungkasnya.
Sebagai informasi, adapun pelaksana proyek jembatan senilai Rp 13,6 miliar di Selambai ini, dikerjakan oleh Kontraktor PT Mauriefic Putra Gemilang. *(Ars).
Discussion about this post