Inspirasa.co – Anggota Komisi I DPRD Bontang, Muhammad Irfan mendesak pihak Yayasan Pendidikan Miliana, segera menyelesaikan polemik di Kampus Universitas Trunajaya.
Menurut Irfan, buruknya manajemen tata kelola kampus sangat merugikan banyak pihak. Tak terkecuali para orang tua mahasiswa.
“Kasihan mahasiswa dan orang tua mereka. Tidak semua orang tua atau mahasiswa mampu, apalagi kalau mereka mengejar target selesai kuliah, kalau makin lama kuliah makin banyak dia bayar,” ujarnya dalam rapat bersama mahasiswa, dosen dan pihak Yayasan Pendidikan Miliana Universitas Trunajaya, beberapa waktu lalu.
Ia pun meminta agar masalah tersebut segera diselesaikan. Terutama, manajemen tata kelola internal kampus.
“Mahasiswa jangan dikorbankan terkait masalah internal sekolah,” timpalnya.
Diketahui, polemik Kampus Universitas Trunajaya Bontang, Kalimantan Timur, hingga saat ini belum ada titik temu.
Polemik itu terkait tiga tuntutan mahasiswa dan dosen kepada pihak Yayasan Pendidikan Miliana sebagai pengelola Universitas Trunajaya.
Tiga tuntutan itu meliputi, permintaan mahasiswa agar sistem perkuliahan diaktifkan kembali dan meminta nilai mereka yang ditahan segera diterbitkan.
Kedua, tuntutan mahasiswa terkait oknum dosen yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa segera di proses secara hukum.
Ketiga, soal aksi mogok mengajar para dosen, lantaran gaji mereka belum terbayarkan sejak 2019 sebesar 1,5 miliar.
Sementara, Pembina Yayasan Pendidikan Miliana Universitas Trunajaya, Chelly Amalia Sianipar meminta tenggat waktu 6 bulan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Dia akan mengupayakan memenuhi hak-hak mahasiswa dan para dosen sesuai tuntutan yang mereka sampaikan.
“Kami minta waktu 6 bulan untuk menyelesaikan persoalan ini. Karena kami harus rembukan dengan pihak Yayasan yang ada di Balikpapan,” timpalnya saat rapat.
Pewarta: Yayuk
Discussion about this post