Inspirasa.co – Polresta Samarinda bersama Tim gabungan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Samarinda, Kalimantan Timur, membongkar kasus peredaran jamu ilegal tanpa izin edar senilai Rp 837 juta.
Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli, menuturkan, peredaran jamu ilegal atau tanpa izin edar senilai Rp 837 juta tersebut, berhasil diamankan dari tersangka berinisial MA dengan giat operasi intensifikasi pengawasan obat tradisional dan suplemen kesehatan ilegal dan/atau mengandung bahan kimia obat, dilakukan bersama Balai Besar POM Samarinda pada 29 Agustus 2023 lalu.
“Barang bukti dari MA yang diamankan ada sebanyak 72 macam obat tradisional ilegal yang dijual di dua depot jamu ilegal, diketahui sudah beroperasi selama 4 tahun,” Jelas Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli, pada Konpresi pers, Senin (11/9/2023).
Dua depot jamu itu berlokasi di Jalan Untung Suropati, dan Jalan Pangeran Antasari, Samarinda, Kaltim.
Modus penjualan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Diketahui obat jamu ilegal yang dijual tanpa izin BPOM dan perizinan usaha.
Dari pemeriksaan terhadap MA, polisi mengungkap bahwa obat tradisional tersebut, dijual secara partai atau eceran kepada para pembeli.
Akibat perbuatannya, MA dijerat pasal 197 Juncto Pasal 106 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan sebagaimana yang telah diubah dengan Pasal 60 poin ke-10 Juncto Pasal 60 poin ke-4 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023. *(AD).
Discussion about this post