Inspirasa.co – Seorang pria yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, ditemukan tewas bersimbah darah dengan kondisi mengenaskan, setelah diterkam harimau peliharaan majikannya. Pada Sabtu (18/11/2023) siang.
Korban ditemukan tewas di Jalan Wahid Hasyim 2, Kelurahan Sempaja, Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur.
Kompol Rengga Puspo Saputro, Kasat Reskrim Polresta Samarinda mengatakan, pihak kepolisian resmi menetapkan A sebagai tersangka, atas kasus kepemilikan harimau ilegal.
“Kita telah periksa pemilik, dan ada 3 hingga 5 orang saksi yang juga diperiksa,” Ungkapnya.
Tersangka dijerat atas dugaan unsur kelalaian yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
Kepolisian Polresta Samarinda terus mendalami, kasus tersebut, dan telah naik ke tingkat penyidikan.
“Saat ini kita terus melakukan pengembangan. Harimau yang dipelihara sejak kecil, kurang lebih selama 3 tahun,” Ujarnya.
Polisi menjerat tersangka A dengan pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia.
Serta Undang-undang Nomor 59 tahun 1990 tentang kepemilikan satwa langka dan dilindungi secara ilegal dengan ancaman hukuman pidana penjara diatas 7 tahun penjara.
BKSD Kaltim Uji Sample dan Tes DNA Harimau
Sementara itu, Ari Wibawanto, Kepala BKSDA Kalimantan Timur mengatakan, pihaknya kini tengah melakukan uji sample dan tes DNA untuk mengetahui kepastian jenis harimau tersebut.
Harimau dengan berat mencapai 100 kg tersebut disinyalir kini berusia kurang lebih 10 tahun, dengan panjang 1,5 meter dari ujung hidung sampai ekornya, sedangkan tingginya sekitar 60 cm.
Dalam proses evakuasi harimau ini sendiri perlu memakan waktu hingga 2 jam untuk dilakukan proses bius hingga dapat bereaksi.
“Perlu waktu 2 jam untuk evakuasi. Evakuasi dilakukan dengan dibius kemudian tubuhnya dipindahkan ke kandang baja berukuran 2,5 x 1,5 meter untuk selanjutnya dibawa menggunakan dump truck,” Jelasnya.
Discussion about this post