Inspirasa.co – Kemeriahan di penjuru tribun Stadion Mulawarnan menandai dimulainya turnamen sepak bola kelurahan se-Bontang bertajuk Pupuk Kaltim Cup 2025, Senin (9/9/2025) malam.
Selama dua pekan, mulai 9 September hingga 20 Oktober 2025, sebanyak 15 tim bakal beradu kuat di lapangan hijau untuk memperebutkan piala bergilir dalam turnamen sepak bola terbesar di Kota Bontang tersebut.
Turnamen yang sebelumnya dikenal sebagai Piala Direksi PKT ini diikuti oleh tim sepak bola pria dari seluruh kelurahan di Bontang. Pembukaan berlangsung meriah dengan penampilan kelompok seni tari, dilanjutkan defile kontingen dari 15 kelurahan yang turut memeriahkan suasana stadion.
Direktur Manajemen Risiko Pupuk Kaltim, Teguh Ismartono, menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak dalam penyelenggaraan turnamen tahunan ini. “Alhamdulillah malam hari ini kita bisa melihat kekompakan seluruh warga Bontang dari 15 kelurahan. Sepak bola adalah olahraga yang bisa menyatukan seluruh kalangan untuk bergembira bersama,” ungkapnya.
Menurut Teguh, ajang ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-48 Pupuk Kaltim yang jatuh pada 7 Desember 2025 mendatang. “Turnamen ini hadir sebagai representasi komitmen perusahaan memberi ruang lebih luas bagi generasi muda untuk mengasah bakat dan potensi di sepak bola,” ucapnya.
Ia menegaskan, Pupuk Kaltim memaknai kegiatan ini sebagai wujud kolaborasi dan kedekatan perusahaan dengan masyarakat. “Pertumbuhan perusahaan tidak akan tercapai tanpa dukungan masyarakat. Karena itu kami memastikan setiap langkah Pupuk Kaltim selalu diiringi manfaat nyata bagi lingkungan sekitar,” lanjutnya.
Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, turut hadir dan membuka secara resmi turnamen tersebut. Ia menyampaikan apresiasi kepada Pupuk Kaltim yang konsisten mendukung kegiatan masyarakat, termasuk dalam bidang olahraga.
“Atas nama Pemerintah Kota Bontang, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga besar Pupuk Kaltim yang tiada henti-hentinya memberikan kontribusi dan hiburan kepada masyarakat,” katanya.
Agus menambahkan, turnamen ini menjadi ruang penting bagi warga Bontang untuk menjaga silaturahmi dan kekompakan antarkelurahan. Ia juga mengingatkan agar kompetisi dijalani dengan semangat persaudaraan.
“Kepada semua peserta PKT Cup 15 kelurahan, junjung tinggi sportifitas di lapangan, jaga kebersamaan, jaga persatuan. Ini adalah pertandingan persaudaraan,” pesannya.
Selain itu, Agus berharap ajang tahunan ini tidak hanya menjadi hiburan masyarakat, tetapi juga mendorong semangat olahraga di kalangan generasi muda. Ia menyebut dukungan Pupuk Kaltim telah menjadi bagian penting dalam membangun kehidupan sosial masyarakat Bontang.
“Turnamen ini adalah bukti nyata kepedulian perusahaan terhadap warga Bontang. Karena itu, mari bersama-sama kita doakan agar Pupuk Kaltim terus tumbuh, semakin jaya, dan selalu memberi manfaat besar bagi daerah serta masyarakat,” tandasnya.
Sementara di luar stadion, PKT juga ikut memberdayakan 20 UMKM lokal Bontang. Dari pantauan di lokasi, ke-20 UMKM tersebut menjajakan produk yang berbeda. Salah satu yang terlibat adalah usaha kue kering rumahan, More Cookies.

Penjaga tenant More Cookies, Caca, mengatakan selama ini mereka hanya menjual kue secara daring. Keterlibatan mereka sebagai salah satu UMKM di Pupuk Kaltim Cup 2025 sedikit banyak membantu mereka dalam memperkenalkan brand serta memperluas cakupan pasar. Selama ini, kata Caca, mereka hanya berjualan secara daring dan usaha ini terbilang baru.
“Ini membantu banget untuk memperkenalkan produk dan brand kami. Usaha ini, kan, rumahan, jadi kami merasa sangat terbantu,” kata Caca ketika ditemui di luar Stadion Mulawarman.
Selain itu, kegiatan ini juga turut membantu meningkatkan penjualan mereka. Ribuan orang yang hadir di stadion, khususnya di pembukaan, cukup banyak membeli varian kue kering buatan mereka seperti Biscoff filled, smorer, classic cookies, red velvet cheese, blue monster dan brownies bar.
“Lumayan sih untuk penjualan di pembukaan ini. Semoga ke depan bisa makin meningkat (penjualan kue),” harapnya dengan senyum mengembang.
Penulis: Fitri Wahyuningsih

















Discussion about this post