Samarinda – Upaya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) dalam menurunkan angka stunting membuahkan hasil signifikan. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kukar turun dari 27,1 persen pada 2022 menjadi 14,2 persen pada 2024.
Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari Anggota DPRD Kalimantan Timur Dapil Kukar, H. Salehuddin, yang menilai peran ketua RT sebagai ujung tombak sosialisasi menjadi faktor penting dalam pencapaian tersebut.
“Angka stunting di Kukar dulu termasuk yang tertinggi di Kaltim, tapi syukur alhamdulillah dalam dua tahun terakhir sudah menurun tajam,” ujar Salehuddin dalam keterangan resminya.
Ia menekankan bahwa capaian ini tak lepas dari kesigapan para ketua RT di seluruh wilayah Kukar dalam menyampaikan edukasi dan pembinaan langsung kepada masyarakat, termasuk dalam isu kemiskinan dan kesehatan keluarga.
Namun, di balik keberhasilan menekan stunting, Salehuddin juga menyoroti fakta lain yang tak kalah penting: tingginya angka kematian ibu dan anak di Kutai Kartanegara.
“Stunting memang turun di Kukar, tetapi di sisi lain, angka kematian ibu dan anak masih termasuk yang tertinggi dari 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur,” ujarnya, mengingatkan agar fokus pembangunan kesehatan keluarga tetap menyeluruh.
Politisi Golkar ini juga menyinggung pentingnya implementasi Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kaltim tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga sebagai instrumen kunci dalam menyelesaikan persoalan dasar.
“Menurunkan angka stunting, angka kemiskinan, perceraian, hingga kematian ibu dan anak, semua itu muaranya ada di ketahanan keluarga. Ini bukan isu terpisah, tapi satu kesatuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pencapaian target Indonesia Emas 2045 tak akan mungkin diraih tanpa memastikan generasi muda tumbuh sehat sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, Salehuddin mengajak seluruh elemen pemerintah dan masyarakat untuk terus memperkuat kolaborasi dalam menghadapi persoalan ini.
Dengan tren penurunan stunting yang menggembirakan, Kukar telah membuktikan bahwa perubahan dimulai dari akar rumput—dari RT hingga kebijakan daerah. Namun, perjuangan belum selesai. Selagi satu indikator membaik, indikator lain tetap menunggu perhatian. Maka, sinergi lintas sektor dan penguatan peran keluarga harus terus digencarkan agar masa depan bebas stunting bukan sekadar harapan, tapi kenyataan yang bisa diwariskan ke generasi mendatang. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post