Samarinda – Di pinggiran Samarinda, berdiri sebuah madrasah dengan bangku kayu yang mulai rapuh, papan tulis yang memudar, dan atap yang bocor saat musim hujan. Meski serba keterbatasan, semangat para santri untuk menimba ilmu tak pernah padam. Namun, tahun ini, harapan itu kembali menyala. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dengan dukungan penuh DPRD Kaltim, menyalurkan bantuan sarana dan prasarana melalui mekanisme dana hibah untuk memperbaiki kondisi madrasah ini.
Agusriansyah Ridwan, anggota Komisi IV DPRD Kaltim, menegaskan pentingnya perhatian pemerintah daerah terhadap pendidikan keagamaan, meskipun madrasah secara struktural berada di bawah Kementerian Agama. Menurutnya, langkah ini adalah bentuk nyata tanggung jawab daerah terhadap masa depan pendidikan.
“Walaupun madrasah secara struktural berada di bawah Kementerian Agama, bukan berarti pemerintah daerah harus berpangku tangan,” ujar Agusriansyah,
suaranya tegas namun penuh empati.
“Ini bentuk tanggung jawab kami terhadap masa depan pendidikan di daerah.” tambahnya.
Ia menekankan bahwa pendidikan keagamaan memiliki peran penting dalam membentuk karakter generasi muda. Dengan pendekatan dana hibah ini, pemerintah daerah berupaya memastikan pendidikan yang inklusif dan merata tanpa harus selalu bergantung pada kebijakan pemerintah pusat.
“Kalau daerah bisa memberi kontribusi, kenapa pusat tidak? Jangan sampai daerah justru bergerak lebih cepat,” sindirnya, memberikan dorongan kepada pemerintah pusat untuk lebih proaktif.
Agusriansyah melihat madrasah bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan benteng moral dan tempat lahirnya generasi berakhlak mulia sekaligus cerdas. Oleh sebab itu, menurutnya, perhatian terhadap madrasah harus menjadi prioritas, mencakup aspek fasilitas, tenaga pengajar, hingga pembiayaan berkelanjutan.
“Madrasah adalah garda terdepan dalam membangun karakter bangsa. Jangan sampai mereka terpinggirkan dalam arus pembangunan,” tegasnya, menutup pernyataannya dengan penuh keyakinan. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post