Inspirasa.co – Mantan Wali Kota Bontang dua periode Andi Sofyan Hasdam, resmi dikukuhkan menjadi doktor lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Disertasinya yang membahas soal penyakit autisme di 3 kota mengantarkannya lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Gelar yang diperoleh Andi Sofyan Hasdam resmi dikukuhkan dalam prosesi wisuda daring program pendidikan sarjana, magister dan doktor tahap III tahun ajaran 2021/2022 pada Rabu (16/2/2022) pagi.

Dalam disertasinya, mantan wali kota Bontang periode 2001-2011 itu mengangkat soal hubungan kadar logam berat pada lingkungan dengan kejadian penyakit autisme di Kota Bontang, Kota Samarinda, dan Kabupaten Bantul.
Lepas dikukuhkan, Andi Sofyan Hasdam menceritakan sedikit alasannya kembali menempuh pendidikan. Keputusannya, melanjutkan pendidikan ini, diambil ketika dulu dirinya menemani sang istri, Neni Moerniaeni tinggal Jakarta. Seperti diketahui, kala itu Neni Moerniaeni sempat menjabat anggota DPR RI.
Di pertengahan masa studi, rupanya Neni Moerniaeni mesti pulang. Kembali mengabdi di Bontang sebagai wali kota. Sofyan tentu tak bisa menghentikan pendidikannya begitu saja. Kebulatan hati, agar Pendidikan mesti jalan, kendati ia harus pulang balik Bontang-Bogor.
“Saya sudah terlanjur sekolah, ibu jadi wali kota. Tidak mungkin saya mundur,” sebutnya ketika ditemui usai diwisuda, Rabu (16/2/2022) pagi.
Untuk meraih gelar doktoral ini, Sofyan menempuh pendidikan sekitar 4 tahun. Lamanya jenjang studi lantaran studi magister dan doktoralnya tak linier. Di strata dua, Sofyan mengambil spesialis syaraf. Di strata tiga, ilmu lingkungan.
“Jadi saya butuh penyesuaian dulu sekitar satu semester,” ucap pria ramah senyum ini.
Lebih jauh, ia mengaku tertarik mengulik soal lingkungan, sebab seluruh pangkal persoalan masyarakat umumnya terkait lingkungan. Kesehatan, pendidikan, kemiskinan, semua terkait lingkungan. Ilmu yang diperoleh ini membuatnya memiliki pemahaman lebih dalam tentang lingkungan. Praktiknya, ini berguna menyelesaikan persoalan masyarakat di akar rumput.
“Faktor lingkungan sangat dominan dalam pemerintahan, makanya saya tertarik,” ucapnya.
Alasan lain, Sofyan kekeuh menuntut ilmu, sebab ia meyakini, agar terus maju, individu mesti punya semangat pembelajar seumur hidup. Itulah sebabnya, kendati memulai studi doktoralnya di usia relatif senja, 60 tahun, semangat Sofyan untuk belajar tak pernah surut. Ia bahkan berharap ini jadi pecut semangat bagi generasi muda Bontang agar lebih semangat lagi belajar dan menuntut ilmu.
“Saya menekankan untuk anak muda di Bontang. Jika orang seusia saya saja bisa bersemangat dalam mencari ilmu, apalagi yang muda-muda. Mereka punya masa depan,” tandasnya.
Discussion about this post