Inspirasa.co – Kenaikan harga beras tidak hanya berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh pedagang beras dipasaran. Kenaikan harga beras juga berpengaruh terhadap biaya operasional pemilik warung makan di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Kenaikan harga beras, dikeluhkan Yani, salah satu pemilik warung makan dibilangan Jalan Ahmad Yani, Bontang Utara.
Diungkapkan Yani, dampak harga beras yang melambung tinggi, biaya operasional semakin besar, sementara keuntungan yang diperoleh menipis.
“Keuntungan dari berjualan nasi, tidak seberapa. Karena harus terbagi dengan biaya pengeluaran beli beras yang mahal,” ujarnya ditemui media ini, Selasa (7/3/2023).
Walaupun biaya operasional untuk beli beras semakin banyak, namun Yani enggan untuk mengurangi porsi nasi yang dijualnya, untuk menjaga pelanggannya tidak beralih ke warung makan lain.
Dikatakan Yani, sejak harga beras melambung tinggi, keuntungan yang diperoleh, berkurang 30 sampai 40 persen.
Penjualan Pedagang beras anjlok
Diberitakan sebelumnya, harga beras di pasaran terus merangkak naik, pada semua jenis beras, dialami sejak awal Februari 2023.
Kenaikan harga beras itu, dikatakan Andika salah satu pedagang di bilangan Jalan Ir H Juanda, Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan.
Adapun harga eceran beras sebelum ada kenaikan, rata-rata dijual Rp 11 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 14 ribu per kilogram. Bahkan diakui harga eceran ada juga yang menjual Rp 15 ribu per kilogram.
Kenaikan harga itu pun, memberatkan para pedagang beras, lantaran kenaikan harga beras berpengaruh terhadap turunnya daya beli penjualan beras.
Data BPS ada kenaikan harga jual beras dari 877 perusahaan penggilingan di 31 Provinsi
Sementara berdasarkan survei harga dari produsen beras yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), terhadap 877 perusahaan penggilingan di 31 provinsi, terdata ada kenaikan harga secara bulanan maupun tahunan.
Dalam data BPS, rata-rata untuk harga beras kualitas premium naik sebesar 4,17 persen dari bulan sebelumnya, menjadi Rp11.818 per kilogram. Sedangkan beras kualitas medium Rp11.301 per kilogram, atau naik sebesar 4,62 persen.
Sementara rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp10.468 per kilogram atau naik sebesar 2,35 persen.
Jika dibandingkan dengan Februari 2022, rata-rata harga beras di penggilingan pada Februari 2023 untuk kualitas premium, medium, dan luar kualitas masing-masing naik sebesar 20,26 persen, 20,75 persen, dan 15,52 persen.
Sebaliknya, selama Februari 2023, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Rp5.711,00 per kg atau turun 2,16 persen.
Kemudian, di tingkat penggilingan Rp5.856 per kilogram atau turun 1,96 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Sedangkan rata-rata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani Rp6.436 per kg atau turun 0,99 persen. Lalu, di tingkat penggilingan Rp6.557 per kg atau turun 0,88 persen.
Sementara harga gabah luar kualitas di tingkat petani mencapai Rp5.431 per kg atau naik 5,18 persen. Kemudian di tingkat penggilingan Rp5.550 per kg atau naik 5,03 persen.
Jika dibandingkan Februari 2022, rata-rata harga gabah pada Februari 2023 di tingkat petani untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 17,78 persen, 18,12 persen, dan 21,94 persen.
Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah pada Februari 2023 dibandingkan Februari 2022 untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah luar kualitas masing-masing naik sebesar 18,01 persen, 17,76 persen, dan 22,16 persen. *(Aris).
Discussion about this post