Inspirasa.co – Dalam debat perdana Pilkada Bontang 2024, panelis membeberkan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) dalam pendidikan di periode 2019-2022 pada jenjang SD, SMP dan SMA/Sederajat di Kota Bontang mengalami penurunan.
Paslon nomor urut 4 Neni Moerniaeni mengatakan, salah satu indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah Angka Partisipasi Kasar (APK).
Dijelaskan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bontang saat ini berada di urutan ketiga dari Kabupaten/Kota di Kaltim, berdasarkan rilis dari BPS yang dikeluarkan di tahun 2023.
“IPM Kota Bontang berada di urutan ketiga, yang sebelumnya berada di urutan pertama. Ini yang tentunya harusnya kita benahi,” jelas Neni didampingi Agus Haris dalam debat perdana Pilkada Bontang, Sabtu (10/11/2024).
Neni bilang, pertama adalah bagaimana memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak di Kota Bontang.
“Memberi semangat, memberikan sepatu tas dan buku, meningkatkan SDM anak-anak kita, dengan pembelajaran dan juga dengan fasilitas-fasilitas yang diberikan Pemerintah Bontang,” jelas Neni.
Selain itu, Neni-Agus juga akan menyiapkan fasilitas seperti bus angkutan sekolah. Dan menekankan wajib belajar 13 tahun untuk meningkatkan sumber daya manusia di Bontang.
Wajib belajar 13 tahun meliputi 1 tahun prasekolah atau PAUD dan 12 tahun di sekolah dasar dan menengah.
“Dan meminta anak-anak untuk wajib belajar pada malam hari pada pukul 19.00 hingga 21.00,” jelas Neni.
Tanggapan Neni-Agus Haris ini mengomentari Paslon Basri-Chusnul usai menjawab pertanyaan panelis terkait bagaimana strategi kongkrit dalam meningkatkan APK terutama dalam jenjang SD, SMP dan SMA/sederajat di Kota Bontang. Selain itu, ditahun berapa pada periode itu dapat dicapai peningkatan APK yang signifikan.
Sebelumnya, Basri mengatakan, telah memiliki data tersendiri. Ia mengklaim persentase Angka Partisipasi Kasar (APK) di Bontang sudah sangat baik.
“Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kota Bontang ini, alhamdulillah Bontang sudah sangat luar biasa. Terbukti data yang kami punya untuk tingkat pendidikan SD mencapai 105 persen, SMP 96 persen dan SMA sekitar 65 persen,” jelas Basri.
“Artinya apa, tidak ada lagi anak-anak di Kota Bontang yang tidak sekolah,” sambung Basri.
Namun Basri menyebut, kenapa Angka Partisipasi Kasar (APK) semakin menurun karena anak-anak dari tingkat SD, SMP dan SMA banyak yang bersekolah ke luar daerah. Sehingga menurutnya penurunan data Angka Partisipasi Kasar (APK) tersebut tidak relevan.
“Banyak bersekolah di luar kota sehingga APK dari SD, SMP dan SMA ini tidak relevan. Nah ini yang mempengaruhi terhadap pendidikan di Kota Bontang ini,” jelasnya.
Berdasarkan rilis dari BPS terkait IPM Kabupaten/Kota di Kaltim tahun 2023; Samarinda sebesar 82,61,Balikpapan 82,03, Bontang, 81,63, Berau 76,71, Kukar 75,95, Kutim 75,33, Paser 74,56, PPU 74,33, Kubar 73,97 dan Mahulu 70,02.
Discussion about this post