Inspirasa.co-Keluarga korban meminta pihak berwajib mengusut tuntas kasus kematian Anas (30) korban kecelakaan lalu lintas, di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Gunung Elai yang terjadi pada Sabtu, 8 Mei 2021.
Himawan Privat meminta pihak berwajib mengusut tuntas kasus kematian kerabatnya, Anas (30) korban. Ia juga meminta supaya ganjaran hukum yang diberikan kepada tersangka, tidak tebang pilih.
Menurutnya, Undang-Undang nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dengan Pasal 311 ayat 4 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp 24.000.000,00”, Lebih layak diberikan kepada tersangka.
Pasal 311 ayat 4 lebih layak diberikan, lantaran ia menilai ada faktor kesengajaan dari tersangka, selain juga ada faktor kelalaian di Pasal 310 ayat 4.
Sebelumnya polisi menyebut ancaman pasal yang diberikan kepada tersangka ialah, Pasal 310 ayat 4 “Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun atau denda paling banyak Rp12.000.000,00”.
Sementara terkait tersangka yang positif menggunakan narkotika jenis sabu, berdasarkan hasil tes urin laboratorium dari kepolisian, dinilai Himawan cukup menjadi bukti bahwasanya tersangka yakni DN (56), pengemudi mobil pajero berwarna hitam dengan nomor polisi KT 1730 GB, bisa dikenakan hukum pidana penyalah guna narkotika.
“Selain ancaman mengakibatkan orang lain meninggal dunia, Juga bisa dikenakan hukum pidana penyalah guna narkotika,” kata Himawan kerabat korban yang juga Wakil Ketua IPlB (Ikatan Pemuda Loktuan Bersatu). Senin, (10/5/2021).
Pada saat mengemudi tersangka jelas dalam kondisi dibawa pengaruh narkotika. Hal itu dibuktikan dengan pelaku yang tiba-tiba memotong jalur saat keluar dari Jalan Effendi BTN PKT.
“Alasan tersangka yang mengatakan tidak melihat atau tidak mengetahui ada rambu-rambu larangan memotong jalan, di Jalan Effendi jelas tidak masuk akal. Apakah dia tidak lihat jarak antara belokan dari Jalan Effendy menuju putaran cukup jauh, kurang lebih 150 meter. Selama berjalan sepanjang 150 meter, hal mustahil jika tersangka tidak sadar salah arah jalan. Terlebih ada scurity yang berjaga disana, disana juga ada pagar pembatas serta kendaraan yang berjalan searah di seberang pembatas,” jelasnya.
Ditambahkan Himawan, jika benar tersangka adalah bandar togel yang sudah lama menetap di Bontang, mestinya ia sudah tahu letak jalan yang sering dilewatinya, yakni Jalan Effendi di BTN PKT tersebut.
Makadari itu Himawan meminta pihak berwajib untuk mengusut tuntas kasus lakalantas dan kasus terkait penyalah gunaan narkotika kepada pelaku penabrak, yang disinyalir menjadi penyebab meninggalnya Anas (30) korban.
Discussion about this post