Inspirasa.co– Setiap hari warga di RT 25, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara ini mesti melintasi lapangan golf PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim). Pasalnya, hanya ada satu akses bagi warga untuk keluar dan masuk dari permukiman di kawasan itu.
Adapun jarak permukiman warga dengan areal lapangan golf, hanya sejauh 5 meter. Sementara dari gedung Hotel Bintang Sintuk berjarak 500 meter.
Lantaran, tidak ada akses lain bagi warga untuk keluar dan masuk dari permukiman, warga harus melintasi areal lapangan golf dan memijak rumput. Akibatnya, fasilitas rumput dilapangan golf menjadi rusak.
Persoalan ini lah yang kemudian diketahui menjadi polemik, antara warga di RT 25 dan Pihak Perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim).
Beberapa waktu lalu tepatnya pada Kamis, 8 Juli 2021, Inspirasa.co menyambangi Hasdar Ketua RT 25 dikediamannya.
Hasdar menuturkan, polemik antara warga RT 25 dan pihak perusahaan PT Pupuk Kaltim ini sudah berlangsung sejak puluhan tahun.
Hasdar mengaku, warga RT 25 yang dihuni oleh 11 Kepala Keluarga (KK) dengan 50 Jiwa ini, sudah lebih dulu bermukim di wilayah yang kini berdampingan dengan kawasan Hotel Bintang Sintuk.
“Orang tua kami sudah lebih dulu membuka lahan disini sejak tahun 1980. Sebagian besar kami bekerja sebagai nelayan, berasal dari Sul-Sel Kabupaten Barru,” ungkapnya.
“Kalau pembangunan hotel dan negosiasi dengan warga itu baru dibahas sekitar tahun 1987. Karena lahan kami mau dibangun menjadi fasilitas hotel,” tambahnya.
Adapun portal besi atau pembatas jalan yang dipasang oleh pihak perusahaan baru 3 tahun belakangan ini dibuat.
“Ada portal besi dipasang, tapi disisi kanan masih ada separuh jalan untuk akses warga masuk ,” terangnya.
Alasan portal besi dipasang, dimaksudkan agar kendaraan warga tidak lagi masuk kedalam.
Akibat dari portal besi dipasang, warga merasa kesulitan ketika akan mengangkut barang. Lantaran warga harus berjalan kaki sejauh 500 meter agar bisa masuk ke permukiman.
“Intinya mereka tidak mau rumputnya rusak karena sering di injak. Tapi kita tidak dibuatkan akses jalan lain,” ketusnya.
Sebelumnya portal dipasang, pada Rabu, 7 Juli 2021 pagi, ada dua orang perwakilan dari pihak Keamanan dan Ketertiban (Kamtib) Pupuk Kaltim datang kerumah.
Kedatangan mereka ini ingin memberitahukan bahwa Sabtu, 10 Juli 2021 portal pintu masuk akan ditutup dan dikunci. Kendaraan warga dilarang masuk, boleh masuk tapi jalan kaki.
Persoalan ini kembali mencuat setelah Hasniar Yahya, salah seorang warga RT 25 melakukan siaran langsung di media sosial yakni di akun Facebook miliknya pada Rabu, 7 Juli 2021 malam. Ia tak terima lantaran akses jalan warga ditutup.
Persoalan ini pun akhirnya sampai di telinga Komisi 3 DPRD Bontang. Hingga pada Senin, 9 Agustus 2021 pagi, Anggota Dewan dari Komisi 3 melakukan kunjungan kerja dan melihat langsung lokasi permukiman warga RT 25.
Pada kunjungan kerja. Komisi 3 DPRD Bontang memboyong pihak Kecamatan Bontang Utara, Kelurahan Loktuan dan pihak PT Pupuk Kaltim serta perwakilan warga RT 25.
Setelah mendengar pokok persoalan yang disampaikan langsung dari warga RT 25, Lurah Loktuan dan Pihak PT Pupuk Kaltim, Ketua Komisi 3 DPRD Bontang, Amir Tosina memberikan tenggat waktu selama 1 bulan kepada pihak manajemen PT Pupuk Kaltim dan Pihak Kelurahan untuk mencarikan solusi kepada warga di RT 25.
“Kita berikan waktu selama 1 bulan untuk mencarikan solusi membuatkan jalan alternatif. Jika sudah sampai sebulan belum ada progres kita panggil untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Dewan,” pungkasnya.
Sementara itu, M. Takwin Lurah Lok Tuan menyampaikan, persoalan penutupan jalan ini sudah pernah dibahas bersama pihak PT Pupuk Kaltim.
Hasil dari pembahasan, disepakati bahwa warga RT 25 akan dibuatkan jalan berupa jembatan kayu sepanjang 300-400 meter menuju ke perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD).
Adapun Sunardi VP Keamanan PKT menyebut, pihak perusahaan selalu memberikan dan memperhatikan warga Bontang.
“Berbagai saran akan kami laksanakan. Mengenai usulan jembatan kayu harus dilakukan rembuk bersama kelurahan dan warga. Mencari solusi yang terbaik. Sebaiknya tidak hanya 1 solusi saja, mungkin ada solusi-solusi yang lain,” tutupnya.
Discussion about this post