Samarinda – Memasuki tahun ajaran baru, lonjakan harga seragam sekolah memicu keresahan di kalangan orang tua murid. Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Mohammad Novan Syahronny Pasie, menilai kondisi ini sebagai krisis kecil yang mencerminkan tekanan ekonomi yang sedang dirasakan masyarakat.
“Orang tua terbebani. Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil dan harga kebutuhan pokok yang naik akibat inflasi, permintaan pembelian seragam sekolah dalam jumlah banyak dan harga tinggi menjadi tekanan tersendiri,” ujar Novan, Selasa (22/7/2025).
Ia menyoroti kebijakan beberapa sekolah yang mewajibkan pembelian seragam tertentu sebagai faktor yang memperbesar beban keuangan keluarga, khususnya dari kalangan menengah ke bawah.
“Ini bukan sekadar soal pakaian. Ini soal keadilan akses pendidikan. Ketika biaya awal sekolah terlalu tinggi, banyak keluarga merasa terpinggirkan,” tambahnya.
Novan mendesak Pemerintah Kota Samarinda untuk segera mengambil langkah konkret, mulai dari meninjau ulang regulasi sekolah hingga mempertimbangkan pemberian subsidi untuk seragam bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
“Pemerintah harus cepat tanggap. Subsidi bisa menjadi solusi jangka pendek yang efektif untuk meringankan masyarakat,” jelasnya.
Selain seragam utama, Novan juga menyoroti banyaknya perlengkapan tambahan yang diwajibkan pihak sekolah, yang turut menambah beban pengeluaran.
“Semua ini perlu dikaji ulang. Jangan sampai pendidikan menjadi eksklusif hanya karena persoalan seragam,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah tidak mengabaikan keresahan yang berkembang dan segera hadir memberikan kepastian serta solusi, agar proses pendidikan di Samarinda berjalan tanpa hambatan dari sisi ekonomi.(ADV)
Discussion about this post