Inspirasa.co – Agus salah satu penjual gorengan di Jalan Jenderal Sudirman, Tanjung Laut, Bontang Selatan ini mengeluhkan sulitnya mencari bahan baku minyak goreng di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Usaha gorengan yang didirikan Agus sudah selama 11 tahun ini, dalam seharinya membutuhkan 40 liter minyak goreng. Dengan kebutuhan minyak goreng yang cukup banyak tersebut, dirinya kini kesulitan dalam mencari bahan baku minyak goreng.
Diakui Agus, minyak goreng kini sulit ditemukan. Bukan hanya sulit dicari di pasar tradisional, pun di toko-toko ritel modern.
“Dalam sehari saya bisa menghabiskan 40 liter minyak goreng. Jika minyak goreng sudah tak bisa didapat lagi, mau bagaimana lagi, kami akan tutup untuk sementara hingga stok minyak goreng kembali normal di pasaran,” ujarnya Senin (28/2/2022).
Ditambahkan Agus, meski minyak goreng tengah sulit untuk dicari dan harga minyak goreng juga mahal, dirinya tak berencana menaikkan harga dan mengurangi porsi gorengan yang dijualnya.
Sementara menurut Agus, adapun penyaluran 120 ton minyak goreng murah, seharga Rp 11.500 per liternya yang digelar di 14 kelurahan, dimulai pertanggal 2-18 Maret 2022 oleh PT Energi Unggul Persada (EUP), ini dirasa belum sepenuhnya tepat sasaran.
Lantaran, menurutnya penyaluran minyak goreng yang disalurkan hanya untuk kebutuhan rumah tangga saja. Pun, dibatasi per Kepala Keluarga (KK) hanya bisa mendapat minyak curah sebanyak 5 liter.
Sementara, Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM), lebih banyak membutuhkan minyak goreng, lebih dari 5 liter.
Olehnya, Agus menyarankan kepada PT Energi Unggul Persada (EUP) juga memikirkan para pengusaha UMKM seperti dirinya.
“Jika boleh saran atau kami minta kepada perusahaan PT EUP, pengusaha gorengan seperti kami ini juga disalurkan minyak goreng lebih. Kalau hanya 5 liter ya tidak cukup bagi kami UMKM ini,” pungkasnya. (Ars).
Discussion about this post