Samarinda – Upaya menjadikan Samarinda sebagai kota tujuan wisata dinilai belum berjalan optimal. Rendahnya kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal disebut menjadi faktor penghambat utama.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti. Ia menilai, kesadaran warga dalam menjaga budaya dan lingkungan masih rendah sehingga mengurangi daya tarik kota bagi wisatawan.
“Kalau kita tidak cinta budaya, tidak cinta lingkungan, bagaimana orang mau datang ke Samarinda? Sampah masih berserakan, karakter kotanya juga belum terbentuk,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Puji mengungkapkan fenomena masyarakat yang lebih gemar menghabiskan waktu liburan di luar kota. Kondisi ini menurutnya menjadi cerminan bahwa warga sendiri belum menaruh kebanggaan terhadap kekayaan budaya Samarinda.
“Kita lebih senang ke Bali atau daerah lain, padahal kita juga punya warisan budaya. Tapi sayangnya tidak dimanfaatkan,” katanya.
Ia kemudian membandingkan dengan daerah tetangga, Kutai Kartanegara (Kukar), yang dinilai lebih konsisten dalam merawat tradisi. Samarinda, sebaliknya, dianggap belum memiliki kesadaran kolektif untuk menjaga identitas lokal.
“Budaya di Kukar masih terjaga, sedangkan di Samarinda kecintaan masyarakat terhadap budaya sendiri belum tumbuh,” tegasnya.
Untuk memperbaiki situasi ini, Puji mendorong agar Pemerintah Kota Samarinda menunjukkan keberpihakan lebih nyata, baik dalam bentuk kebijakan maupun alokasi anggaran.
“Harus ada keberpihakan anggaran untuk pemajuan dan pelestarian budaya,” jelasnya.
Ia juga mengusulkan perubahan struktur kelembagaan, yakni memisahkan urusan kebudayaan dari sektor pendidikan atau menggabungkannya dengan pariwisata agar promosi bisa lebih efektif.
“Kalau kebudayaan dikelola bersama pariwisata, dampaknya akan lebih terasa,” ungkapnya.
Menurut Puji, wacana tersebut akan segera disampaikan ke pemerintah kota. Ia berharap langkah konkret bisa segera diambil sehingga Samarinda tak hanya dikenal sebagai kota industri, melainkan juga kota yang memiliki identitas budaya kuat.
“Kita ingin budaya lokal benar-benar hidup dan menjadi wajah Samarinda di mata wisatawan,” pungkasnya.(ADV)
Discussion about this post