Inspirasa.co – Ratusan pekerja supir truk yang tergabung di Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB) Kota Bontang, Kalimantan Timur, melakukan aksi demonstrasi, dan memadati area kawasan industri PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim). Kamis (27/1/2022).
Sekira pukul 10.00 Wita, ratusan pekerja supir truk ini datang berbondong-bondong, turut membawa kendaraan mereka yang diparkir kurang lebih sepanjang 2 kilometer di Jalan Pupuk Raya.
Ratusan truk yang mereka bawa telah dipasangi spanduk yang bertuliskan. “Mana bukti kalau PKT peduli warga Bontang. Pulangkan mobil luar dan pekerjakan mobil lokal serta PKT maju bersama rakyat tapi bohong.”

Mereka melakukan aksi demonstrasi tak jauh dari area kantor pusat PT Pupuk Kaltim, yang berlokasi di Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara.
Sementara aparat keamanan yang terdiri dari TNI-Polri dibantu scurity perusahaan sudah lebih dulu siap siaga menjaga portal besi, dan menutup seluruh badan jalan yang menuju kantor pusat sekaligus area industri PT Pupuk Kaltim.

Setelah berkumpul dan memadati lokasi, ratusan pekerja supir truk melakukan orasi, berusaha untuk masuk dan bertemu langsung dengan manajemen PT Pupuk Kaltim.
“Kami ingin masuk kedalam bertemu pihak manajemen perusahaan. Jika kami tidak boleh masuk, suruh mereka saja keluar ketemu kami disini,” ujar Sekretaris PLBB, Luding Limbong.
Diwawancarai awak media, Luding Limbong menuturkan, setahun lalu pihak perusahaan dalam hal ini PT Pupuk Kaltim pernah menyepakati untuk memberdayakan supir-supir lokal yang tergabung di Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB). Tapi kenyataannya, kesepakatan lisan itu tidak ditepati. Justru perusahaan malah memakai orang luar.
Selain itu, saat melakukan pertemuan dan audiensi beberapa waktu lalu, pihaknya dibuat kecewa dengan perkataan yang diucapkan oleh salah seorang, yang menurutnya dia adalah seorang perwakilan yang bekerja di humas perusahaan.

“Beliau itu mengatakan ini rumah saya. Saya bikin rumah, saya ambil tukang. Kalau kita nyimak kata-kata itu, otomatis seakan-akan dia mengatakan PKT adalah perusahaan kami. Berarti kami punya hak sepenuhnya. Kalau kita simak itu kata-kata dia, itulah yang masuk dipikiran kami,” tukasnya.
Menurutnya, perkataan yang di ucapkan humas tersebut, menandakan tak ada kesepakatan yang akan dihasilkan dari pertemuan atau audiensi yang dilakukan beberapa waktu lalu itu. Hal ini lah yang membuat pihaknya merasa kecewa dan buntut dari demonstrasi yang dilakukan pihaknya kali ini.
“Sebenarnya maksud tujuan kami itu simple saja. Yang utama kami minta diberdayakan dilokasi PKT. Jangan mengambil truk dari luar dan lakukan komunikasi dengan kita. Jika kita tidak sanggup, ya silahkan ambil dari luar,” tegasnya.
Menurutnya, para supir truk ini tidak diberdayakan bukan hanya di satu proyek saja. Namun di beberapa proyek lainnya pada aktivitas proyek di kawasan industri Pupuk Kaltim dan anak perusahaannya. Olehnya ia menuding perusahaan tidak sportif.
Selain itu kata dia, semua anak perusahaan yang melakukan pekerjaan di kawasan industri PT Pupuk Kaltim, adalah di bawah naungan PT Pupuk Kaltim.
“Sebenarnya itu semua berada di naungan dari PKT. Tapi kalau masalah sub-kontraktor itu kami tidak tahu. Kalau PKT punya niat baik sama warga Bontang dia akan mengarahkan sub-kontraktornya untuk komunikasi dengan kami, bukan mengarahkan sub-kontraktornya mengambil alat dari luar, terus kita di Bontang ini nganggur,” ucapnya.
Salah satu anak perusahaan PT Pupuk Kaltim yang dimaksud melaksanakan aktivitas proyek di kawasan industri Kaltim Industrial Estate (KIE) ialah; PT Wijaya Karya (Wika).
Penjelasan dari manajemen PT Pupuk Kaltim dan manajemen PT Wika.
Adapun, selama 1 jam lebih, upaya untuk bertemu pihak manajemen perusahaan PT Pupuk Kaltim dari ratusan pekerja supir truk, akhirnya mendapat respon manajemen perusahaan. Perundingan dilaksanakan dengan duduk lesehan langsung di jalan. Audiensi bersama perwakilan pihak manajemen perusahaan berlangsung cukup alot.

Dalam audiensi tersebut PT Pupuk Kaltim diwakili oleh SVP Umum PKT, Ardi Harto. Sementara PT Wijaya Karya (WiKa) diwakili oleh Alif selaku Engineer PT Wika.
Namun, dalam audiensi yang dilakukan tersebut, kedua pihak perusahaan belum dapat memberikan kepastian terkait tuntutan yang disuarakan oleh para pekerja supir truk, Persatuan Leveransir Bahan Bangunan (PLBB) Bontang.
Adapun dalam audiensi tersebut, SVP Umum PKT, Ardi Harto menuturkan, pihaknya sudah memberdayakan pengusaha lokal, dan itu sudah ada ketentuan bagi pemenang tender.
“Dan pada prakteknya wika sudah menunjuk tiga perusahaan lokal. Nah itu semua sudah kami lakukan sesuai dengan ketentuan. Menurut kami bapak-bapak ini nantinya bisa berkomunikasi langsung dengan sub-kontraktor perusahaan yang sudah ditunjuk,” jelasnya.
Sementara itu, Alif Engineer PT Wika mengatakan, ada 2 kategori projek yang dikerjakan PT Wika. Yakni, pekerjaan laut dan pekerjaan darat.
Adapun pekerjaan darat juga dibagi dalam 2 pekerjaan; pekerjaan yang dikerjakan diluar kawasan PKT dan pekerjaan pengelolaan tanah di dalam kawasan PKT.
“Perlu bapak ketahui bersama bawah kondisi tanah di pekerjaan kawasan PKT ini cukup berlumpur dan memang dibutuhkan alat yang telah ditentukan. Oleh karena kondisi tersebut kita harus mematuhi semua persyaratan yang diminta oleh PKT, yang pertama adalah terkait jumlah kendaraan yang berlalu-lintas, dan kedua, unit yang diminta didalam itu harus double gardan yang bisa bermanuver dilokasi yang berlumpur,” terangnya.
Selain itu Alif menyebut ada 3 perusahaan yang ditunjuk, sebagai sub-kontraktor pada proyek yang dikerjakan, diantaranya; PT Rajawali Perkasa Teknik, PT Mitra Nusantara Energi, dan PT Krida Sejahtera Jaya.
Adapun salah satu proyek yang tengah dikerjakan yakkni terkait pembangunan pabrik amonia nitrat.
Sementara hasil mediasi belum menemui kesepakatan. Rencananya, pertemuan akan dilanjutkan esok pada Jumat, 28 Januari 2022.
Discussion about this post