Inspirasa.co – Dalam upaya meningkatkan akses internet bagi masyarakat, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bontang terus memantau dan mengoptimalkan fasilitas WiFi publik yang telah dipasang di berbagai titik kota. Namun, masyarakat masih sering mengeluhkan kualitas jaringan yang lelet.
Menurut Kabid Penyelenggaraan E-Government Diskominfo Bontang, Yudi Pancoro, kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan bandwidth dan kapasitas akses poin.
“Kami memahami banyak keluhan dari warga terkait jaringan yang lambat. Saat ini, kapasitas WiFi di sejumlah lokasi masih terbatas antara 20 Mbps dan 50 Mbps. Setiap akses poin dapat melayani maksimal sekitar 30 perangkat, sehingga jika pengguna melebihi kapasitas, maka kualitas jaringan akan berkurang,” jelas Yudi, Kamis (31/10/2024).
Selain itu, jarak pengguna dari akses poin dan hambatan fisik seperti dinding juga memengaruhi kekuatan sinyal. “Kendala ini memang ada, tapi kami berharap masyarakat dapat memberdayakan fasilitas WiFi yang tersedia secara optimal,” tambahnya.
Diskominfo juga telah menyesuaikan jumlah titik WiFi di beberapa kelurahan berdasarkan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Sebagai contoh, di Kelurahan Satimpo terdapat 18 titik WiFi, sementara di Loktuan mencapai 70 titik.
“Di Satimpo, banyak warga yang bekerja di perusahaan swasta dan umumnya sudah memiliki jaringan WiFi pribadi di rumah, jadi penempatan akses poin di sana tidak sebanyak di daerah lain,” ungkap Yudi.
Tak hanya di wilayah perkotaan, Diskominfo Bontang juga memasang WiFi di daerah pesisir seperti Malahing, Selangan, Tihi-Tihi, dan Gusung, masing-masing dengan lima akses poin. Diskominfo berharap jaringan ini mampu meng-cover kebutuhan warga di kawasan pesisir.
Diskominfo terus melakukan monitoring untuk memastikan akses WiFi ini berjalan lancar dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.
“Kami rutin memantau kondisi jaringan di lapangan dan akan melakukan penyesuaian jika diperlukan,” tutup Yudi. (Adv)
Discussion about this post