Inspirasa.co – Masjid Terapung pertama di Kalimantan Timur yang dibangun dua lantai menyerupai kapal, berlokasi di wilayah pesisir kampung Selambai, Kelurahan Loktuan, Bontang Utara, mulai difungsikan Jumat, 11 Maret 2022.
Masjid Terapung itupun diberi nama Masjid Darul Irsyad oleh Wali Kota Bontang, Basri Rase bersama Wakil Wali Kota Bontang Najirah, saat seremoni peresmian masjid yang dihadiri sejumlah pejabat teras Pemkot Bontang pada Jumat, (11/3/2022).
Sejatinya, impian pembangunan Masjid Terapung ini telah direncanakan sejak 6 tahun yang lalu, pada periode 2017. Sementara pembangunan mulai berjalan sejak 2019.
Masjid Terapung, telah lama menjadi impian bagi warga kampung Selambai. Warga menginginkan masjid terapung tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi sekaligus menjadi ikon wisata religi di Bontang.
Seiya sekata dengan keinginan warga, Wali Kota Bontang yang dipimpin Neni Moerniaeni dan Wakilnya, Basri Rase pada periode 2017 itu, juga ingin mewujudkan Kota Bontang sebagai kota maritim yang juga dikenal dengan wisata religinya.
Masjid Terapung yang kini diberinama Darul Irsyad, seyogianya merupakan Masjid Al Muhajirin yang direlokasi dari rencana pembangunan peluasan pelabuhan Loktuan.
Perjuangan Wali Kota bersama para tokoh agama dan tokoh masyarakat Selambai pada medio 2017 itu tidaklah mudah. Sebab, pemindahan Masjid Al Muhajirin telah direncanakan pada kegiatan pembangunan pengembangan pelabuhan Loktuan, seiring dengan rencana pembebasan lahan, 19 rumah warga di sekitar pengurukan dan pengerasan tanah untuk pembangunan perluasan pelabuhan.
Pada medio 2017 itu, Pemkot memang berencana membangun Masjid Terapung yang berada tak jauh dari pelabuhan.
Direncanakan, pelabuhan dapat sekaligus menghubungkan jalan lingkar yang juga masuk dalam rencana pembangunan infrastruktur di Bontang. Namun, jalan lingkar itu tak terlaksana.
Pembangunan Masjid Terapung, juga terintegrasi pada pengerjaan jalan sepanjang 400 meter yang dikucur anggaran sebesar Rp 20 milyar, berasal dari world bank.
Adapun, pembangunan masjid dimulai pada pemancangan perdana yang dilakukan pada Agustus 2019. Untuk tahap pertama ada sekitar 1.300 tiang yang mulai pancang.

Masjid Terapung oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Bontang, dirancang berukuran 29 x 42 meter, dengan daya tampung sekitar 400 jamaah.
Seluruh dana pembangunan Masjid Terapung, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Bontang, senilai Rp 60 miliar.
Untuk pengerjaan tahap pertama pada 2019, dikucur anggaran sebesar Rp 33 miliar. Sementara untuk pengerjaan tahap kedua awal tahun 2020 dikucur anggaran Rp 28,2 miliar.
Dan pada 2021, Pemkot mengalokasikan anggaran penyempurnaan pembangunan Masjid Terapung sebesar Rp 10,3 miliar.
Pemkot Bontang saat ini menggunakan nama Masjid Terapung menjadi Masjid Darul Irsyad. Perubahan nama itupun, disoal oleh takmir masjid dan anggota DPRD Bontang.
Mereka kecewa lantaran, Pemkot tak melakukan komunikasi dengan warga, sebelum memutuskan mengganti nama masjid.
Sementara Wali Kota Bontang, Basri Rase, mengatakan, nama Darul Irsyad memiliki arti rumah petunjuk, yang diharapkan jika beribadah di masjid warga diberi petunjuk yang baik.
Basri meminta seluruh pihak tak membesar-besarkan persoalan penggantian nama masjid tersebut. (Ars).
Discussion about this post