Inspirasa.co – Ihwal, Pengadilan Negeri (PN) Bontang melakukan eksekusi lahan seluas 631 meter persegi yang dihuni 8 Kepala Keluarga (KK) di Jalan Teuku Umar, RT 22, Kelurahan Berbas Pantai, Kecamatan Bontang Selatan, dilakukan atas putusan dari Pengadilan Negeri Bontang Nomor 4/Pdt.Eks/2021/PN Bon Jo.17/Pdt.G/2018/PN Bon.
Dalam surat putusan Pengadilan Negeri Bontang atas
perkara lahan yang sudah berlangsung sejak 2018 tersebut, menyatakan bahwa pemenang dalam perkara perdata adalah pihak penggugat atau pemohon, dalam hal ini Anisah.
Kuasa hukum penggugat, Heribertus Richard Chascarino menuturkan, perseteruan hak kepemilikan lahan ini pernah sampai kepada Pengadilan Tinggi Samarinda. Dimana tergugat atau pembanding mengajukan upaya hukum kasasi melalui kuasa hukumnya pada tanggal 8 Nopember 2018.
Namun, kuasa hukum tergugat tidak lagi menyerahkan kasasi hingga batas waktu yang telah ditetapkan.
Makadari itu, hasil putusan kembali menguatkan Anisah sebagai pemilik lahan dalam permusyawaratan majelis Hakim Pengadilan Tinggi Kaltim pada Selasa, 5 Maret 2019.
“Pada 2019 di Pengadilan Tinggi Samarinda, mereka tidak lagi melakukan upaya hukum atau kasasi, sehingga putusan Pengadilan Tinggi Samarinda telah inkrah dan memenangkan Hj Anisah sebagai pemilik lahan,” ujarnya, Rabu (16/3/2022).
Pada 9 Desember 2021, penggugat menunjukkan batas patok. Setelah dilakukan pencocokan batas dan pengukuran ulang (Constatering) oleh BPN di lokasi tersebut, diketahui luas lahannya kurang lebih berkisar 1.263 meter persegi. Berbeda dari luas tanah yang diajukan yakni 631 meter persegi. Artinya, luasan lahan bertambah.
Olehnya, dari pihak Panitera Pengadilan Negeri Kota Bontang, melakukan penyitaan eksekusi lahan, berupa pengosongan lokasi. Warga yang tinggal dilokasi sengketa diminta harus keluar dari lahan sengketa tersebut.
Proses eksekusi mendapat perlawanan
Prosesi eksekusi tanah, oleh Pengadilan Negeri Bontang, mendapat perlawanan dari warga yang merasa memiliki hak atas keberadaan lahan mereka.
Joni salah satu warga yang menolak lahannya untuk di eksekusi mengatakan. “Kami memiliki legalitas surat penguasahan lahan dan surat kami lengkap,” jelasnya.
Panitera Pengadilan Negeri Tinggi Kelas II Bontang Lis Suryani menuturkan, pemberitahuan untuk melakukan pengosongan rumah dan tanah secara sukarela telah disampaikan sejak 2 minggu lalu. Namun tak dilaksanakan, olehnya kini dilakukan upaya ekseskusi secara paksa.
“Berdasarkan isi surat, ada 8 rumah yang dihuni warga harus segera dikosongkan hari ini,” ungkapnya.
Adapun, Pengadilan Negeri Bontang melaksanakan ekseskusi lahan, dibantu puluhan personil Kepolisian Bontang.
Dilokasi, Polisi mengamankan 8 orang pria yang diduga menjadi provokator dan penghalang pelaksanaan proses eksekusi lahan. 8 orang pria tersebut kini diamankan di Mako Polres Bontang.
AKBP Hamam Wahyudi menyebutkan, jika salah satu pria yang diamankan diketahui membawa senjata tajam. (Ars).
Discussion about this post